CATATAN BELAJAR MANDIRI ILMU KALAM 01

 

CATATAN BELAJAR MANDIRI

Nama               : Anisa Solehati

NIM                : 201520075

Kelas               : 1B

Jurusan            : BKI

 

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh            

            Dimasa Covid-19 ini menuntut kita semua rakyat Indonesia untuk tetap berada dirumah. Mengingat virus ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan sangat cepat menularkan ke orang lain, jadi kita semua harus selalu menjaga kebersihan, menjaga jarak, sering mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari kerumunan dan lain-lain. Dimasa Covid-19 ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dirumah, menuntut kita untuk bisa belajar mandiri. Belajar mandiri seperti ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kelebihnnya seperti kita bisa memanfaatkan teknologi yang ada, menuntut kita untuk rajin membaca, mencari sumber referensi dari buku-buku maupun dari internet dan lain sebagainya. Dan kekurangannya yaitu menghabiskan banyak data internet, masalah pada jaringan internet, dan tidak semua orang dapat menerima pelajaran dengan mudah.

            Pada hari kamis 1Oktober 2020 Dosen pembimbing ilmu kalam saya yaitu Bapak A. Fadhil, Lc., M. Hum. mengirim pesan via grup Whatsapp yang berisikan selamat atas selesainya masa PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kesiswaan) yang kami jalani selama 3 hari, dan memberi tahukan bahwa minggu depan sudah memasuki pembelajaran kuliah. Saya dan teman-teman diminta untuk mengisi survei media belajar online tentang aplikasi apa saja yang pernah saya pakai dalam kegiatan belajar mengajar. Dan pada akhirnya kita menggunakan media belajar online melalui 3 aplikasi yaitu Classroom, Facebook, dan Whatsapp.

            Sabtu, 3 Oktober 2020 Pak Fadil memberikan pedoman tugas mata kuliah ilmu kalam  kepada saya untuk membuat catatan belajar mandiri melalui blog pribadi. Membuat peta konsep apa saja yang akan kita pelajari. Mempelajari tentang tema-tema yang diberikan, memilih sub tema dari tema-tema yang diberikan dan mencari sub-sub tema yang akan kita pelajari. Pak Fadil juga memberikan saya dan teman-teman rekomendasi untuk mencari referensi kita belajar diantaranya, Video, Poadcast, E-Book, Situs maupun melalui aplikasi IPUSNAS.             

         Pada hari Rabu tanggal 7 Oktober 2020, saya mengajak teman saya untuk pergi ke perpustakaan daerah yang ada di lingkungan tempat tinggal saya guna mencari buku untuk referensi pelajaran saya. Awalnya saya kesulitan dalam mencari buku karena saya belum benar-benar paham dengan tugas yang diberikan dan juga bingung untuk memilih sub tema apa yang akan saya pelajari. Setelah saya membaca beberapa buku disana, saya akhirnya menemukan buku yang tepat dengan apa yang ingin saya pelajari. Selain buku saya juga mencari informasi di internet sebagai bahan untuk pembelajaran saya. Sub tema yang saya pilih yaitu tentang "Ketuhanan"

Tema               : Aqidah Akhlak

Sub tema         : Ketuhanan

Sub-sub tema :  1. Pengertian Tuhan

  2. Sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan

  3. Bukti-bukti adanya tuhan

  4. Konsep ketuhanan dalam perspektif ilmu kalam

Tujuan             : 1. Untuk mengetahui apa itu arti Tuhan

                          2. Mengetahui tentang sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan

                          3. Mengetahui bukti-bukti adanya Tuhan

Sumber            : 1. Soejono Soemargono (Buku pengantar filsafat)

                          2. journal.walisongo.ac.id (Dari ilmu tauhid/ilmu kalam ke teologi analisis                                                  epistemologis)

                          3. ejournal.iainkendari.ac.id (Kaukus pemikiran ketuhanan dalam teologi dan kaitannya                               dengan kalimat tauhid)

                          4. eprints.walisongo.ac.id (Bukti eksistensi Tuhan)

                          5. e-journal.metrouniv.ac.id (Filosofis ketuhanan dalam konsep islam menuju                                              ketauhidan)


1.  Pengertian Tuhan

Pada saat kita sedang kesusahan dan sedang mengalami suatu kejadian yang membahayakan jiwanya, tentu kita akan mengakui adanya Tuhan. Dalam keadaan seperti itu orang merasakan betapa perlunya Tuhan, dan sebagai resikonya kita harus mengakui adanya Tuhan. 

Kata Tuhan, mengarahkan kepada suatu Dzat Abadi dan Supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk mengarah kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, dimana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup atau apapun yang tidak bisa dimengerti atau dijelaskan. 

Dengan kekuasaanya, Tuhan tentunya tidak terikat oleh tempat dan waktu (yang dulu atau yang akan datang), danTuhan tidak memerlukan tempat. Maka baginya tidak ada kapan lahir atau kapan mati. Tuhan yaitu suatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan sebagainya.

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia. Perkataan “dipentingkan” memiliki arti yang sangat luas yaitu, dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemashlahatan dan kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Tuhan (Al-ilah) ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya, merendahkan diri dihadapannya, takut dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan disaat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. 

2.  Sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan

1.      Pemikiran barat

Dalam literature sejarah agama terdapat teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, kemudian hal itu meningkat menjadi sempurna.

Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusinisme adalah sebagai berikut:

a.         Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui ada kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia. Ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif.

b.         Animisme

Masyarakat primitive pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, dan rasa tidak senang apabila kebutuhannya tidak terpenuhi. Agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh seperti, saji-sajian.

c.         Politeisme

Kepercayaan akan adanya roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d.        Henoteisme

Henoteisme adalah kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa. Contohnya satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (ilah) bangsa lain.

e.         Monoteisme

Monoteisme yaitu  hanya satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.

2.      Pemikiran umat islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid (Ilmu tentang ke-Esaan Allah), Ilmu Kalam (Ilmu tauhid yang dibahas dalam kajian filsafat), Ilmu Ushuluddin (pokok-pokok agama) dikalangan umat islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.

1.      Ilmu Tauhid.

Istilah Tauhid berasal dari bahasa arab yang artinya mempersatukan                    yang berasal dari kata "wahid" yang artinya satu. Tauhid secara istilah adalah pengetahuan yang meyakini bahwa Tuhan itu satu. Dalam ajaran Islam, hal ini berkaitan dengan sifat keesaan Allah, bahwa Allah itu satu. Di sini, setiap umat Muslim mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta semesta alam dan segala isinya yang memiliki semua sifat kesempurnaan. Syekh Muhammad Abduh mendefinisikan ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib Allah, sifat-sifat jaiz Allah dan sifat-sifat mustahil Allah, dan lain sebagainya. 

2.      Ilmu Kalam.

Kalam berasal dari istilah yunani yaitu logos yang artinya logika. Perkataan Kalam berarti juga pembicaraan, yaitu pembicaraan dengan menggunakan logika yang mendalam. yang artinya kita mempercayai adanya Tuhan menggunakan akal fikiran kita.

3.      Ilmu ushuluddin

Ilmu yang mempelajari tentang popok-pokok keagamaan. Pokok agama ini adalah hal-hal dasar agama yang telah disepakatai oleh para ulama salaf dari kalangan sahabat, tabi’in dan atbaut tabi’in. Dan tidak boleh bagi siapa saja untuk menyelisihi prinsip-prinsip agama ini.  Contohnya seperti, Al-Qur’an itu kalamullah, syafaat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.

3.  Bukti-bukti adanya tuhan

Apabila ada yang bertanya kepada kita, “Percayakah anda kepada Tuhan?”, besar kemungkinan kita akan mengatakan “Ya”. Apabila selanjutnya ditanyakan “Mengapa anda mempercayainya?” tentu kita akan lebih sukar untuk menjawabnya karena kita memerlukan bukti-bukti. Untuk mengetahui adanya Tuhan diantaranya ada dua metode, yaitu dengan mengenal diri dan memperhatikan lingkungan sekitar. Mengenal diri sendiri itu seperti yang dijelaskan dalam hadits Nabi “Barang siapa mengenal dirinya sendiri, maka dia mengenal Tuhan”. Mengenal Tuhan dengan cara memperhatika lingkungan seperti, matahari yang bercahaya pada waktu pagi, bulan yang bersinar dimalam hari, pegunungan, pantai dan lain sebagainya. Setiap benda di alam ini menyaksikan dan membuktikan adanya Tuhan. Alam dan segala isinya membuktikan bahwa itu semua adalah bukti adanya Tuhan.

Bukti akan adanya Tuhan dapat dilakukan dengan cara:

1.      Pembuktian dari segi Ontologi

Pembuktian semacam ini berusaha menunjukkan, Tuhan ada berdasarkan atas definisi tentang Tuhan. Seperti, Tuhan adalah sesuatu (yang ada) yang sempurna. Sesuatu yang sempurna disini diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai segala sifat (positif) yang mungkin ada. Contohnya jika kita melihat orang pertama memiliki keindahan dan orang kedua memiliki keindahan dan kecerdasan, pasti kita akan memilih orang kedua yang dikatakan lebih mendekati sempurna. Begitu juga dengan kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna selain Tuhan.

2.      Pembuktian dari segi psikologi

Pembuktian ini didasarkan atas kenyataan bahwa kita mempunyai suatu pengertian atau gagasan tentang Tuhan sebagai sesuatu yang sempurna, tapi mencoba untuk menerangkan asal mula gagasan ini. Gagasan itu dapat diperoleh dari pengalaman kita sendiri atau dari gagasa lain yang digabungkan, diperbandingkan,dan sebaginya. .

3.      Pembuktian dari segi kosmologi

Pembuktian ini merupakan salah satu pembuktian yang menarik banyak orang. Pembuktian ini didasarkan atas pengertian bahwa segala barang sesuatu tentu mempunyai awal permulaan dan apapun yang berawal permulaan tentu mempunyai suatu sebab. Dalam hal alam semesta yang dapat menjadi sebab itu hanyalah Tuhan. 

 

4.  Konsep ketuhanan dalam perspektif ilmu kalam

a.         Wujud Tuhan

Banyak dari manusia yang menuntut bukti adanya Tuhan, mereka ingin melihatnya. Nabi Musa pernah memohon agar Tuhan menampakkan diri-Nya kepadanya, sehingga Tuhan berfirman “Engkau sekali-kali tidak akan dapat melihatku” (Q.S. Al-A’Raf(7) : 143).

Orang Yunani kuno meyakini banyak Tuhan dan melambangkan benda-benda langit sebagai wujud Tuhan seperti Venus adalah Tuhan (dewa) kecantikan, Mars adalah Tuhan (dewa) kekuasaan dan Minerva adalah Tuhan (dewa) kekayaan, sedangkan Tuhan tertinggi adalah Apollo (matahari) sebagai sumber kehidupan.

Islam datang untuk meluruskan dengan menampilkan ajaran Tauhid. Keberadaan Tuhan bersifat immateri. Kehadiran Tuhan selalu ada dalam diri manusia dan hal itu merupakan fitrah (bawaan).

b.        Keesaan Tuhan

Dalam ajaran islam terdapat surat yang menjelaskan tentang keesaan Tuhan yaitu terdapat dalam surat Al-Ikhlas ayat 1 yang artinya “Katakanlah! Dia Tuhan Allah yang Maha Esa”. Abu su’ud dalam M. Quraisy Shihab menafsirkan kata ‘huwa’ untuk menunjuk kepada Tuhan Allah, padahal sebelumnya tidak pernah disebut dalam ayat ini yang menunjuk kepada-Nya, menurutnya ini untuk memberi kesan bahwa Dia yang Maha Esa itu. Sehingga hadir dalam setiap orang dan hanya kepada-Nya selalu tertuju segala isyarat.

Para ahli kalam menjelaskan kata ‘ahad’ dari ayat ini sebagai sifat Tuhan Allah, yang artinya bahwa Tuhan Allah memiliki sifat-sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh siapapun, seperti keesaan-Nya. Ajaran-ajaran Tauhid tentang keesaan Allah sudah ada dari sebelum kenabian Muhammad SAW yang disempurnakan oleh beliau, bahwa Tuhan pencipta, pengatur dan pemelihara alam semesta beserta isinya adalah Allah yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hanya kepada-Nya manusia harus menyembah, memuja dan memanjatkan do’a dan memohon ampun.

 

Cukup sekian catatan belajar pertama saya, jika terdapat kesalahan saya mohon maaf 🙏

Terimakasih 🙏

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

  1. Sebutin lagi sumber belajar/rujukan itu saat kamu merujuknya. Jangan kopas. Ambil intisari dari tulisan yang kamu baca, terus ungkapin dengan bahasa/redaksi buatanmu sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Film Salam (Selam)